Anime Terbaik - kami akan menyajikan beberapa anime terbaik dari negara Jepang,yang tidak dipungkiri ternyata anime -anime ini mendapatkan penghargaan dari negara barat yang notabennya animasi disana juga sangat banyak dan juga sangat bagus,artikel ini semoga memberi masukan anda untuk menghabiskan akir pekan anda dengan menonton anime bersama orang-orang tersayang anda.
credit by http://oliswel.com/
Spirited Away (2001)
official trailer Spirited Away (2001)
Untuk yang pertama, Jepang memiliki
Spirited Away yang telah menjadi kartun animasi favorit banyak orang. Film ini
didistribusikan oleh Studio Ghibli dengan menampilkan kemampuan Hayao Miyazaki,
tokoh animasi Jepang yang sudah banyak melahirkan karya-karya animasi yang
mampu setara dengan kualitas film
animasi keluaran Hollywood.
Spirited Away berkisah tentang
sebuah keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan satu anak perempuan bernama
Chihiro yang hendak berpindah rumah. Di perjalanan, mereka merasa tersasar
sampai kemudian terlihat pintu gerbang yang asing. Keluarga tersebut penasaran
dan menelusuri masuk ke gerbang tersebut, melewati terowongan menuju padang
rumput hinga tiba di sebuah perkampungan tak berpenghuni.
Di suatu kedai, ayah dan ibu
Chihiro tanpa permisi menyantap langsung makanan yang tersedia hingga kemudian
mereka berdua berubah bentuk menjadi babi. Chihiro yang terkejut dan putus asa
lalu bersua dengan Haku yang tak lain adalah “penghuni” kampung tersebut. Atas
petunjuk Haku, Chihiro mencoba berbagai cara untuk bisa membebaskan kedua
orangtuanya serta mengembalikan mereka kembali menjadi manusia.
Anime Jepang yang berjudul asli Sen
to Chihiro no Kamikakushi ini jika dimaknai secara harfiah berarti “Jiwa yang
Tersesat”. Spirited Away merupakan film anime Jepang terbaik yang pertama kali
menyabet penghargaan Oscar di tahun 2002 dalam kategori Film Animasi Terbaik.
Film ini juga memperoleh penghargaan di Festival Penghargaan Film Jepang
sebagai film terbaik dan Festival Film Berlin sebagai Penghargaan Beruang Emas.
2. Grave of the Fireflies (1988)
Pada tahun 1988, Studio Ghibli
kembali membidani sebuah film berjudul Grave of the Fireflies berdasarkan sentuhan
yang diberikan oleh Isao Takahata. Film ini merupakan film adaptasi dari novel
semi-autobiografi berjudul sama milik Akiyuki Nosaka. Film ini tidak seperti
kebanyakan film anime Jepang terbaik milik Ghibli, di dalamnya jauh dari kata
ceria, dan justru mengarah ke tingkat realisme yang jauh lebih kental dengan
atmosfer yang berbeda pula.
Grave of the Fireflies mengambil
latar saat masa Perang Dunia II. Jika Hollywood kerap memproduksi film berlatar
sama dengan cerita yang heroik dan seakan ingin memberi kesan terhadap kejinya
Jepang, justru film ini memilih jalan lain untuk menarik perhatian penontonnya.
Grave of the Fireflies akan mengajak kita melihat perjuangan dua bocah kakak
beradik yang harus bertahan hidup saat perang berkecamuk.
Film anime Jepang sedih besutan
Takahata ini akan melarutkan emosi penontonnya. Kita akan disuguhi dengan
perjuangan kakak beradik agar bisa terus hidup di tengah carut marut kondisi
negara. Hampir di setiap scene-scene pertengahan hingga akhir dalam
Grave of the Fireflies akan membuat siapa pun tak kuasa menahan tangis melihat
kondisi tragis dan depresif yang dialami oleh kedua bocah tersebut. Kelaparan,
kesepian, kehilangan orangtua, dan masih banyak lagi kesedihan-kesedihan
menyesakkan yang diberikan oleh film ini.
3. Princess Mononoke (1997)
official trailer Princess Mononoke (1997)
Sang maestro dalam dunia animasi
Jepang,
Hayao Miyazaki,
memang dikenal sebagai sineas yang sangat suka untuk menyematkan unsur fantasi
dalam karyanya. Princess Mononoke adalah salah satunya. Film anime Jepang
terpopuler ini dikemas secara apik dengan menghadirkan fantasi yang kental dan
memiliki visualisasi karakter yang begitu indah. Selain halus jika melihat
grafisnya, karakter-karakter yang terlibat dalam Princess Mononoke juga
terlihat sangat hidup.
Princess Mononoke mengisahkan
sebuah desa bernama Emishi yang secara mendadak diserang oleh iblis berbentuk
babi hutan bernama Nago tanpa diketahui apa alasannya oleh penduduk desa.
Ashitaka, pemimpin desa tersebut, berhasil mengalahkan Nago, tetapi tangan
kanannya mendapat kutukan setelah diserang Nago. Untuk melenyapkan kutukan
tersebut, Ashitaka, bersama tunggangannya, Yakkuru, diberi petunjuk oleh dukun
setempat menuju barat ke hutan yang dikuasai oleh Shishigami alias “dewa rusa”.
Princess Mononoke dikatakan sebagai
film anime Jepang terbaik bukan hanya dikarenakan segi visualnya yang luar
biasa, tetapi juga konflik dalam cerita yang dibawa mengenai alam atau
lingkungan. Lewat Princess Mononoke, Miyazaki ingin menyampaikan nasihat secara
“halus” agar manusia tak seenaknya memperlakukan alam. Kegiatan-kegiatan yang
bisa merusak keseimbangan alam demi keuntungan personal bisa membawa malapetaka
pada banyak orang, seperti
bencana alam, yang
dalam Princess Mononoke direpresentasikan dengan mengamuknya Nago.
Kepedulian terhadap alam,
mitologi-fantasi, tanggung jawab pemimpin, peran gender, hingga sejarah
mengenai kemajuan industrialisasi di Jepang, semua dikemas dengan begitu
kompleks oleh Miyazaki. Kisah yang luar biasa menjadi lebih istimewa dan
sempurna dengan sentuhan tangan para ilustrator untuk memperindah visualnya
menjadikan Princess Mononoke begitu indah, memukau, dan memanjakan mata.
Ditambah lagi dengan dukungan musik instrumen yang mengalir merdu sesuai dengan
scene membuat pasang mata dibuat terpaku dan bersamaan hanyut dalam
kisahnya.
4. My Neighbor Totoro (1988)
official trailer My Neighbor Totoro (1988)
Masih berkutat dengan karya
Miyazaki Hayao, ada My Neighbor Totoro yang juga bertengger pada posisi yang
adiluhung. Di sini, Miyazaki kembali membumbui My Neighbor Totoro dengan
fantasi dan imajinasi yang telah menjadi makanan pikiran anak-anak. Meskipun
menggunakan format animasi 2D, film anime dari Jepang terbaik yang dibuat oleh
Ghibli ini telah berhasil membuat kita menikmati dunia fantasi dan indahnya
masa kanak-kanak.
My Neighbor Totoro menceritakan
keluarga Kusakabe dengan dua anak, Satsuki dan Mei, yang baru pindah ke sebuah
rumah dengan suasana yang tenang, damai, dan sejuk. Berawal dari keesokan
harinya saat Satsuki berada di sekolah, ayahnya sibuk dengan pekerjaan rumah,
dan Mei yang asyik bermain sendiri tiba-tiba melihat dua makhluk kecil berwarna
biru dan putih. Penasaran dengan makhluk tersebut, Mei pun mengikutinya hingga
sampai di pohon kapur barus di samping kuil dan memasuki lorong di antara
akarnya. Semenjak itu, dia mendapati tempat yang antah berantah serta terjadi
perkenalan pertama dengan Totoro, makhluk besar berwarna abu-abu yang berbulu.
Dengan menghadirkan sosok Totoro
yang tidak jelas asal-usulnya, Miyazaki ingin penontonnya memberikan dugaan
tersendiri mengenai hewan tersebut. Apakah Totoro sungguh ada atau hanya
imajinasi yang tercipta dari pikiran bocah yang bersumber dari buku cerita
bacaannya? Satu scene yang sangat lucu dari My Neighbor Totoro bisa
dilihat saat Mei dan Satsuki yang sedang menunggu dijemput oleh ayahnya dan di
sampingnya berdirilah makhluk besar bernama Totoro itu.
5. Wolf Children (2012)
official trailer Wolf Children (2012)
Berjudul asli Okami Kodomo no Ame
to Yuki, sebuah film animasi terbaik dari Jepang yang mengusung tema percintaan
yang tak biasa. Jika di Hollywood ada Twilight yang hampir keseluruhannya
menampilkan kisah romantis antar keduana, Jepang punya Wolf Children. Hubungan
antar manusia biasa dengan manusia serigala yang diangkat oleh Wolf Children
lebih dari sekadar cerita percintaan layaknya Twilight.
Pada bagian awal, penonton akan
merasakan kehangatan cinta dari dua makhluk “berbeda dunia” itu. Namun, Mamoru
Hosoda yang disebut sebagai New Hayao Mizayaki itu tak ingin membuat
kisahnya terlarut lebih lama dengan fokus menampilkan romantisme dua sejolinya.
Lebih dari itu, lewat Wolf Children, Hosoda ingin menyampaikan pesan yang tajam
dengan teknik penyampaian dan pendekatan yang penuh kesan hati-hati namun
terasa menarik meskipun mengalir dengan tenang.
Hana yang manusia biasa, harus
menerima kenyataan pahit karena pacar yang kini telah resmi menjadi suaminya,
Ookami, meninggalkan dia beserta kedua anaknya, Yuki dan Ame, untuk selamanya
karena sebuah insiden. Ditinggalkan orang yang sangat dicintainya tak membuat
Ame lantas tenggelam dalam kesedihan. Dia harus bangkit untuk berjuang
membesarkan kedua anaknya seorang diri. Semenjak memasuki bagian cerita itu,
Hosada mencoba untuk mengajak kita agar bisa berdamai dengan sistem datang dan
pergi yang seyogyanya bakal terjadi dalam kehidupan nyata.
6. Barefoot Gen (1983)
Pernah membayangkan bagaimana
kondisi dan keadaan suatu negara saat terlibat dalam sebuah peperangan?
Barefoot Gen yang diproduseri oleh Keiji Nakzawa dapat menjadi tontonan yang
merepresentasikan keadaan tersebut dengan mengambil latar belakang saat Perang
Dunia II di mana Hirohsima dan Nagasaki ketika itu dijatuhi bom atom oleh
tentara Amerika Serikat.
Pada 30 menit di awal, penonton
akan diberi “hiburan” berupa sirene waspada, serangan pesawat tempur, dan
kekurangan bahan makanan yang mungkin sedikit membosankan. Terlebih lagi dengan
melihat bocah egois beranama Gen yang hidup di tengah keluarga yang harmonis.
Kehidupan Gen beserta keluarganya saat itu disertai banyak kesulitan, terlebih
ibunya dalam posisi mengandung. Mereka dan juga keluarga-keluarga lain di
dataran Jepang harus mengikuti program penjatahan makanan yang dibuat oleh
pemerintah. Tentu program tersebut menjadi masalah besar bagi ibunya Gen yang
memerlukan lebih banyak nutrisi untuk calon bayinya nanti.
Suasana secara keseluruhan berubah
total menjadi sangat mencekam dan mengerikan saat tanggal 6 Agustus 1945.
Peristiwa pengeboman Hiroshima di hari itu menjadi insiden yang tak bakal
dilupakan oleh semua orang. Di Barefoot Gen, penonton akan dipersilakan untuk
menikmati tontonan gore, mulai dari kepala putus, seekor anjing yang melebur
menjadi ketiadaan, hingga orang-orang yang matanya meleleh.
Belum lagi saat api besar
membumihanguskan seluruh Hiroshima, orang-orang berubah menjadi
zombie, dan
orang-orang membersihkan luka yang membusuk dari belatung, sungguh Barefoot Gen
berhasil menyeret kita untuk seakan-akan berada di lokasi dan merasakan sendiri
kejadian mengerikan tersebut. Dan satu hal yang menarik dari Barefoot Gen
adalah ketika sifat Gen dari kekanak-kanakan menuju kedewasaan di mana dirinya
harus mengurus keluarganya yang masih hidup.
7. Whisper of the Heart (1995)
Selanjutnya, ada Whisper of the
Heart yang juga dibidani oleh Ghibli Studios yang membawa serta kekhasannya,
apalagi kalau bukan fantasi. Whisper of the Heart mengusung genre drama,
fantasi, romantisme, dan kehidupan. Berkisah tentang anak perempuan berusia 14
tahun, Shizuko Tsukishima, yang kutu buku dan secara tak sengaja melihat nama
seseorang yang tidak asing baginya, Seiji Amasawa.
Tanpa disangka, takdir
mempertemukan Shizuko dengan Seiji di sebuah toko barang antik. Keduanya
menjadi
teman
akrab hingga suatu saat Seiji yang bermimpi menjadi pembuat biola dan
belajar ke Italia harus meninggalkan Shizuko demi mengejar mimpinya tersebut.
Tak mau kalah, Shizuko juga memutuskan untuk menulis cerita dengan Baron,
patung kucing di toko antik itu, yang menjadi pemeran utama dalam cerita yang
dia buat. Sekembalinya Seiji ke Jepang, novel Shizuko juga sudah selesai.
Selain itu, Seiji mengajak Shizuko untuk melihat matahari pagi dan mengatakan bahwa
dia ingin menikahi Shizuko.
Setelah melihat alur cerita
tersebut, bisa tampak secara eksplisit kalau Whisper of the Heart adalah film
anime Jepang romantis yang kisah romansa a la anak 14 tahunan disampaikan
dengan baik dan tidak terburu-buru. Soundtrack film yang sesuai dengan
nuansanya juga menambah keindahan cerita yang dibangun. Satu pesan kehidupan
yang ingin disampaikan oleh Whisper of the Heart ialah mengenai perjuangan
tanpa henti untuk menggapai sesuatu yang kau yakini, termasuk cinta yang juga
menjadi alasan bagi kita untuk berubah menjadi lebih baik.
8. Into the Forest of Firefly
Lights (2011)
Film ini mempunyai judul asli
Hotarubi no Mori E, adalah film yang membahas tentang hubungan antara manusia
dan hantu dengan gaya penyampaian cerita yang puitis dan melankolis. Dia adalah
Hotaru, anak perempuan yang tersesat di tengah hutan. Dalam keadaan bingung dan
takut, Hotaru ditolong oleh pria bertopeng misterius bernama Gin. Gin meminta
agar Hotaru tak menyentuhnya karena sentuhan manusia biasa akan membuat tubuh
Gin lenyap. Sejak perjumpaan itu, Gin dan Hotaru menjadi berteman hingga
dewasa.
Tanpa terburu-buru, Into the Forest
of Firefly Lights akan mengantarkan penontonnya untuk terhanyut dalam kisah
cinta dari dua manusia berbeda dunia ini. Jika Anda satu dari sekian banyak
pecinta anime bergenre romantis, maka sangat disarankan untuk menonton film
ini. Pada bagian akhir cerita, Into the Forest of Firefly Lights menutup
kisahnya dengan sangat baik, meskipun kurang bisa diterima oleh sebagian besar
orang karena pada akhirnya mereka harus berpisah selamanya. Meski begitu,
nuansa bahagia dipancarkan oleh Gin karena akhirnya bisa merasakan sentuhan
tangan manusia setelah selama hidupnya merupakan pantangan baginya.
9. Kiki’s Delivery Service (1989)
Lagi-lagi untuk film anime Jepang
terbaik kali ini dipegang oleh karya Studio Ghibli. Masih sama dengan
kebanyakan karyanya, Ghibli tak pernah membiarkan unsur fantasi dan dunia anak
luput di dalamnya. Kiki’s Delivery Service adalah hasil adaptasi dari novel tahun
1985 karya Eiko Kadono. Sepintas penggambaran tentang kemandirian dan masa
transisi dari anak-anak menuju remaja yang terlihat mengingatkan kita dengan
Spirited Away.
Film anime yang ada di Jepang ini
mengikuti kehidupan bocah penyihir berusia 13 tahun bernama Kiki yang harus
mengembara guna menjadi pribadi yang mandiri dan memperoleh banyak pengalaman.
Selama proses pencarian tempat menetap di kota, dia mengalami banyak kesulitan
hingga akhirnya Kiki bisa tinggal di rumah seorang penjual roti di toko Gutiokipan.
Dia sebelumnya juga bertemu dengan Tombo, anak laki-laki seumuran dengannya
yang terkagum dengan kemampuan terbang Kiki.
Beberapa adegan lucu yang terdapat
dalam film anime Jepang yang bagus ini bisa membuat penonton
tertawa
terbahak-bahak. Satu diantaranya adalah ketika Kiki yang sempat ditilang
oleh polisi, meskipun polisi itu tahu bahwa gadis yang ditilangnya bukanlah
gadis biasa. Sementara pesan utama yang ingin disampaiken oleh Hayao Miyazaki
lewat kisah hidup Kiki dalam film anime Jepang lucu ini tak lain adalah
mengenai kemandirian dan pengalaman yang harus dicari oleh atau diberikan
kepada setiap anak
10. Perfect Blue (1997)
Anime besutan Satoshi Kon satu ini
perlu ditonton oleh banyak remaja di Indonesia yang terlalu tergila-gila dengan
idol grup atau lebih umum disebut sebagai wota. Perfect Blue sebetulnya film
anime Jepang yang mengangkat tema psikologi. Hampir di saat konflik batin yang
timbul dari tokoh utamanya, penonton mulai diajak untuk ikut merasakan
pergulatan batin yang dialami oleh karakter tersebut.
Perfect Blue mengisahkan tentang
sebuah idol grup bernama CHAM! yang kemudian lebih berfokus menyorot salah satu
anggotanya, Kirigoe Mima, perempuan yang tadinya ingin bernyanyi untuk semua
orang, namun suatu saat memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang artis
perfilman. Keraguan yang seketika hadir menyelimuti hati dan perasaan Mima naik
tingkat menjadi kegelisahan yang tak berkesudahan.
Film ini terbilang berhasil dalam
menggambarkan suasana hati seseorang ketika harus memutuskan satu dari beberapa
pilihan yang cukup berat dan fatal risikonya. Perasaan ragu yang muncul jelas
menjadi tekanan yang kemudian justru bisa menjadi hilang kendali dan tak mampu
memilah-milih secara jernih mana yang harus kita ambil. Anda tertarik untuk
menontonnya?